Senin, 18 November 2013
Six Sigma merupakan sebuath metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses sekaligus mengurangi cacat dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Manggala, 2005). six sigma merupakan proses disiplin tinggi yang membantu mengembangkan dan mengantarkan produk mendekati sempurna. six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi baik barang maupun jasa (Trihendradi, 2006). dengan demikian six sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok dan pelanggan. semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan semakin baik. six sigma juga dapat dianggap sebagai terobosan yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa dan sebagai pengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemampuan proses.
berikut adalah definisi six sigma dari beberapa segi :
 
Beberapa terminologi yang menjadi kunci dalam konsep Six Sigma (Gaspersz, 2002) adalah:
·         CTQ ( Critical to Quality )
Critical to Quality merupakan atribut- atribut yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan kepuasan pelanggan, yang merupakan elemen dari suatu produk, proses atau praktek- pratek yang berdampak pada kualitas.
·         Defect
Defect adalah kegagalan untuk memberikan apa yang diinginkan pelanggan.
·         Defect Opportunity
Defect Opportunity merupakan kejadian atau kondisi yang terstruktur yang memberikan kesempatan untuk tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
·         DPO (Defect per Opportunity)
Defect per Opportunity adalah kegagalan per satu kesempatan.
1.      DPMO (Defect Per Million opportunity)
DPMO adalah ukuran kegagalan yang menunjukkan banyaknya cacat atau kegagalan per satu juta kesempatan. Target dari pengendalian kualitas six sigma sebesar 3,4 DPMO.
2.      Process Capability
Proses Capability adalah kemampuan proses untuk memproduksi atau menyerahkan output sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pelanggan.
3.      DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)
DMIAC merupakan proses untuk peningkatan terus menerus menuju target six sigma. DMIAC dilakukan secara sistematik berdasar ilmu pengetahuan dan fakta (systematic, scientific, and fast based).

Pergeseran dalam Six Sigma :
Ketika suatu proses berjalan maka pasti terjadi variasi, baik itu pada proses manufaktur maupun pada proses penghantaran jasa. Variasi dapat disebabkan oleh dispersi (lebar proses) dan pengukuran lokasi (pusat proses). Pengendalian proses Six Sigma yang dikembangkan Motorola mengijinkan adanya pergeseran variasi pada proses berkisar ± 1,5 sigma, sehingga akan dihasilkan 3,4 DPMO. Dengan demikian berdasar konsep ini berlaku toleransi penyimpangan µ = T± 1,5_. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa konsep six sigma yang dikembangkan oleh Motorola dengan pergeseran nilai rata-rata (mean) dari proses yang diizinkan sebesar 1.5 sigma merupakan hal yang berbeda dari konsep six sigma dalam distribusi normal yang umum dipahami selama ini yang tidak mengizinkan adanya pergeseran dalam nilai rata-rata dari proses.
Sumber:
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=section&id=3&Itemid=15

1.                  Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan ‘suara-suara konsumen’ ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi Quality Function Deployment menurut para pakar :
1.      QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu (Akao, 1990; Urban, 1993).
2.      QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen, 1995).
3.      QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen (Djati, 2003).

Manfaat QFD
Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses perancangan produk adalah (Dale, 1994):
1.   Meningkatkan keandalan produk
2.   Meningkatkan kualitas produk
3.   Meningkatkan kepuasan konsumen
4.   Memperpendek time to market
5.   Mereduksi biaya perancangan
6.   Meningkatkan komunikasi
7.   Meningkatkan produktivitas
8.   Meningkatkan keuntungan perusahaan

Keunggulan QFD
Keunggulan – keunggulan yang dimiliki QFD adalah:
1.   Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2.   Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi.
3.   Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di masa yang akan datang.

Hierarkhi matrik QFD
Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah:
1.   Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
2.   Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
3.   Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
4.   Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)

House of Quality
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisiposisi relatif produk yang ada di pasaran yang merupakan kompetitor. Berikut ini adalah struktur matrik pada HOQ:

Bagian A
Bagian A berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan. Melalui wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan konsumen. Wawancara secara perorangan dapat dianggap mencukupi, dalam arti cukup menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak 30 wawancara. Ini berdasarkan pada penelitian untuk suatu produk picnic coolers oleh Griffin dan Houser (Ulrich & Eppinger, 1995).
Bagian B
Bagian B berisikan tiga jenis data yaitu:
1.   Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen.
2.   Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.
3.   Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.

Bagian C
Bagian C berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang akan kembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan pengukuran, Direction of Goodness dan target yang harus dicapai. Direction of Goodness terdiri dari 3, yaitu:
1.   The More the Better atau semakin besar semakin baik, target maksimal tidak terbatas.
2.   The Less the Better atau semakin kecil semakin baik, target maksimal adalah nol.
3.   Target is the Best atau target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut.

Bagian D
Bagian D berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka tertentu. Berikut ini hubungan antara kepuasan pelanggan dengan persyaratan teknis, ada empat kemungkinan korelasi:
1.   Not linked (Blank) diberi nilai nol. Perubahan pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.2.
2.   Possibly linked, diberi nilai 1. Perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya akan memberi sedikit perubahan pada kepuasan pelanggan.
3.   Moderate linked, diberi nilai 3. Perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.
4.   Strongly linked, diberi nilai 9. Perubahan yang relative kecil pada persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.


Bagian E
Bagian E berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada direction of goodness dari setiap persyaratan teknis, ada lima kemungkinan:
1.   Strong Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif kuat terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
2.   Moderate Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
3.   No Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodnessnya, tidak akan menimbulkan pengaruh terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
4.   Moderate Negative Impact ( x ) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
5.   Strong Negative Impact ( xx ) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif kuat terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

Bagian F
Bagian F beriskan tiga macam jenis data, yaitu:
1.   Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
2.   Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan.
3.   Target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.

Part Deployment
Part Deployment merupakan iterasi kedua dalam metode QFD. Berikut ini adalah struktur matrik pada Part Deployment:
1.      Bagian A
Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD iterasi 1.
2.      Bagian B
Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD iterasi 1.
3.      Bagian C
Bagian ini berisi:
1.   Persyaratan part yang berhubungan dan bersesuaian dengan persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD iterasi 1.
2.   Direction of goodness dari masing-masing persyaratan part.
4.      Bagian D
Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan part dan persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada dampak persyaratan part terhadap persyaratan teknis.
5.      Bagian E
Bagian ini berisi:
1.   Part spesification Merupakan satuan dari persyaratan part.
2.   Column weight
Merupakan kontribusi dari persyaratan part.
3.   Target
Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing persyaratan part dalam rangka pengembangan.
Adapun keterangan di atas digambarkan pada matriks berikut ini:

2.                  Balanced Scorecard
·         Balanced Scorecard Sebagai Alat Perencanaan Strategik
Balanced Scorecard adalah alat perencanaan strategik yang sangat berdaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan berkesinambungan. Implementasi Balanced Scorecard sebagai alat perencanaan strategik pada hakikatnya menuntut perubahan secara radikal gaya manajemen (management style) yang meliputi:
1.      Perubahan alat (toolset)
2.      Perubahan pengetahuan manajemen (skillset)
3.      Pergeseran sikap mental (mindset).
Sebagai alat perencanaan, Balanced Scorecard dilandasi oleh falsafah perencanaan yang fit dengan zamannya dan diisi dengan pengetahuan manajemen yang dilandasi dengan paradigma manajemen baru.
·         Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Kinerja
Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen kinerja yang diperlukan bila perusahaan ingin berinvestasi jangka panjang demi memperoleh hasil finansial yang memungkinkan perkembangan organisasi bisnisnya dan bila organisasi pemerintah ingin meningkatkan kinerjanya dalam era otonomi daerah sekarang ini. Untuk mewujudkan satu kesatuan sistem manajemen yang andal, kita bahkan dapat mengintegrasikan Six Sigma, sebagai model peningkatan kinerja secara terus-menerus, dengan Balanced Scorecard.
Vincent Gaspersz, seorang ahli yang kompetensinya telah diakui secara nasional maupun internasional, telah membahas dalam bukunya secara tuntas:
-          Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard.
-          Penetapan Target dan Program Peningkatan Kinerja.
-          Langkah-langkah Implementasi Sistem Manajemen Balanced Scorecard.
-          Contoh Kasus Implementasi Sistem Manajemen Balanced Scorecard pada Organisasi Bisnis
-          Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Pemerintah
-          Integrasi Program Six Sigma dengan Balanced Scorecard.
Rencana-rencana bisnis strategis dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan sistem manajemen kinerja Balanced Scorecard, sementara berbagai program tindakan (action plan) dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Six Sigma.

Sumber:
http://www.bung-aswin.com/menu.php?id=4 

0 komentar:

Chat With Me

Visitor

hit counter
http://www.dreambingo.co.uk/